Lima Penyebab Utama Terjadinya Bencana Kecelakaan Pesawat
Berita mengenai kerusakan yang terjadi pada pesawat memberikan pesan yang mencekam. Kadang-kadang penyebabnya tidak diketahui sampai kotak hitam pesawat ditemukan. Begitu banyak kecelakaan pesawat terjadi di dunia, adapun penyebab kecelakaan utamanya terjadi karena :
1. Kesalahan pilot.
Ketika pesawat udara makin lebih dipercaya, proporsi kecelakaan pesawat yang terjadi karena kesalahan pilot meningkat dengan pesat juga. Hampir 50% kecelakaan yang ada karena kesalahan pilot.
Pesawat adalah mesin kompleks yang membutuhkan pengelolaan yang tepat. Karena pilot terlibat dan bertanggung jawab penuh untuk pesawat pada setiap tahapan penerbangan, kemungkinan terjadi salah sebagian besar karena pilot. Meskipun demikian, pilot satu-satunya yang bisa diandalkan bila terjadi kesalahan besar.
Contoh :
Contoh nyata yaitu penerbangan Airbus A320 di bulan Januari 2009 yang menabrak sekumpulan angsa di atas kota New York. Kejadian ini merupakan kisah nyata yang diadaptasi ke layar lebar dengan judul 'Sully' pada tahun 2016.
Pesawat kehilangan daya setelah menabrak sekumpulan angsa. Pilot waktu itu, kapten Chesley "Sully" Sullenberger harus memikirkan dengan tepat pilihan yang terbaik dan dengan cepat.
Berdasarkan pengalaman terbangnya yang luas dan kualitasnya menerbangkan pesawat, dia memilih untuk mendaratkan pesawat di sungai Hudson, di tengah-tengah kota New York.
1. Kesalahan pilot.
Ketika pesawat udara makin lebih dipercaya, proporsi kecelakaan pesawat yang terjadi karena kesalahan pilot meningkat dengan pesat juga. Hampir 50% kecelakaan yang ada karena kesalahan pilot.
Pesawat adalah mesin kompleks yang membutuhkan pengelolaan yang tepat. Karena pilot terlibat dan bertanggung jawab penuh untuk pesawat pada setiap tahapan penerbangan, kemungkinan terjadi salah sebagian besar karena pilot. Meskipun demikian, pilot satu-satunya yang bisa diandalkan bila terjadi kesalahan besar.
Contoh :
Contoh nyata yaitu penerbangan Airbus A320 di bulan Januari 2009 yang menabrak sekumpulan angsa di atas kota New York. Kejadian ini merupakan kisah nyata yang diadaptasi ke layar lebar dengan judul 'Sully' pada tahun 2016.
Pesawat kehilangan daya setelah menabrak sekumpulan angsa. Pilot waktu itu, kapten Chesley "Sully" Sullenberger harus memikirkan dengan tepat pilihan yang terbaik dan dengan cepat.
Berdasarkan pengalaman terbangnya yang luas dan kualitasnya menerbangkan pesawat, dia memilih untuk mendaratkan pesawat di sungai Hudson, di tengah-tengah kota New York.
Tindakan kapten dipertanyakan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat. Setelah berargumen dengan pembuktian menggunakan simulasi pesawat, diketahui langkah-langkah yang diambil menggunakan simulasi komputer justru tidak tepat. Penumpang sebanyak 150 orang dapat terselamatkan akibat dari insting dan kemampuan pilot dan kopilot mengambil keputusan yang tepat dalam hitungan menit.
2. Kegagalan mekanik.
Kegagalan mesin dan peralatannya masih menjadi penyebab utama kecelakaan sekitar 20%, meskipun terdapat perbaikan dalam desain dan kualitas pembuatan. Mesin pesawat makin dapat diandalkan dan mengalami perubahan secara signifikan dibandingkan setengah abad yang lalu. Akan tetapi tetap saja terdapat kegagalan yang menghancurkan.
Contoh :
Pada tahun 1989, bagian kipas yang lepas membuat mesin di sisi kiri pesawat Boeing 887-400 kehilangan daya. Instrumentasi pengendali mesin pesawat yang yang sulit dibaca berkontribusi pada kesalahan pilot dalam membaca mesin mana yang kehilangan daya. Pilot yang bingung salah mematikan mesin di sisi kanan. Akibatnya pesawat tidak ada mesin yang menyala sehingga tidak ada daya sama sekali. Akibatnya pesawat jatuh, menewaskan 47 dan melukai banyak orang, termasuk kapten dan kopilot.
Baru-baru ini, Qantas A380 membawa 459 penumpang, pada saat itu pilot mengalami kegagalan mesin di Pulau Batam, Indonesia. Berkat keahlian pilot, pesawat mendarat dengan selamat.
3. Cuaca.
Cuaca buruk menyumbang sekitar 10% kecelakaan pesawat terbang. Meskipun kebanyakan alat bantu elektronik seperti kompas gyroscopic, navigasi satelit dan jaringan data cuaca, pesawat masih terpengaruh dalam badai, salju dan kabut.
Contoh :
Pada bulan Desember 2005, Pesawat Southwest Airlines Penerbangan Nomor 1248, terbang dari Bandara Internasional Baltimore, Washington ke Bandara Internasional Chicago, berusaha mendarat di badai salju. Pesawat tergelincir dari landasan pacu dan menabrak sederet mobil, membunuh seorang anak balita.
4. Sabotase.
Sekitar 10% kecelakaan pesawat disebabkan oleh sabotase. Seperti sambaran petir, risiko yang ditimbulkan oleh sabotase jauh lebih sedikit daripada yang diyakini banyak orang. Meski begitu, ada banyak serangan spektakuler dan mengejutkan oleh para pelaku sabotase.
Contoh :
Pembajakan pesawat jet penumpang dari Yordania ke Dawsons Field pada bulan September 1970 merupakan titik awal sejarah penerbangan yang mendorong review atas keamanan penerbangan.
5. Bentuk kesalahan manusia lainnya.
Kerugian yang tersisa disebabkan oleh jenis kesalahan manusia lainnya, seperti kesalahan yang dilakukan oleh pengendali lalu lintas udara, pengantar barang, pemuat barang, pengisi bahan bakar atau insinyur perawatan. Akibat kerja shift panjang, terkadang insinyur perawatan mungkin membuat kesalahan yang berpotensi menimbulkan bencana.
Contoh :
Pada tahun 1990, ledakan kaca depan terjadi pada pesawat British Airways yang hampir menewaskan kapten pesawat terbang. Menurut Pihak penyelidik yang berwenang, hampir semua baut pengunci kaca depan mobil lebih kecil dari standar diameter yang ditentukan. Insinyur perawatan belum tidur nyenyak sehingga mengantuk berat pada saat itu dan melakukan penggantian pada kaca depan.
Kasus yang terjadi di Indonesia, pesawat yang tersedia sudah tua. Sedangkan perawatan pesawat tua jauh lebih mahal dibanding perawatan pesawat baru. Suku cadang untuk pesawat ketinggalan model sehingga tidak selalu tersedia dan susah diperoleh. Bisa juga komponen-komponen pesawat yang rusak tidak diganti secara regular sehingga mengakibatkan perawatan pesawat kurang maksimal. Akibatnya pesawat memiliki potensi besar mengalami kecelakaan, contohnya kasus kecelakaan yang terjadi tahun 2014.
Sumber : modif dari theconversation.com/the-five-most-common-reasons-for-airliner-disasters-50100
2. Kegagalan mekanik.
Kegagalan mesin dan peralatannya masih menjadi penyebab utama kecelakaan sekitar 20%, meskipun terdapat perbaikan dalam desain dan kualitas pembuatan. Mesin pesawat makin dapat diandalkan dan mengalami perubahan secara signifikan dibandingkan setengah abad yang lalu. Akan tetapi tetap saja terdapat kegagalan yang menghancurkan.
Contoh :
Pada tahun 1989, bagian kipas yang lepas membuat mesin di sisi kiri pesawat Boeing 887-400 kehilangan daya. Instrumentasi pengendali mesin pesawat yang yang sulit dibaca berkontribusi pada kesalahan pilot dalam membaca mesin mana yang kehilangan daya. Pilot yang bingung salah mematikan mesin di sisi kanan. Akibatnya pesawat tidak ada mesin yang menyala sehingga tidak ada daya sama sekali. Akibatnya pesawat jatuh, menewaskan 47 dan melukai banyak orang, termasuk kapten dan kopilot.
Baru-baru ini, Qantas A380 membawa 459 penumpang, pada saat itu pilot mengalami kegagalan mesin di Pulau Batam, Indonesia. Berkat keahlian pilot, pesawat mendarat dengan selamat.
3. Cuaca.
Cuaca buruk menyumbang sekitar 10% kecelakaan pesawat terbang. Meskipun kebanyakan alat bantu elektronik seperti kompas gyroscopic, navigasi satelit dan jaringan data cuaca, pesawat masih terpengaruh dalam badai, salju dan kabut.
Contoh :
Pada bulan Desember 2005, Pesawat Southwest Airlines Penerbangan Nomor 1248, terbang dari Bandara Internasional Baltimore, Washington ke Bandara Internasional Chicago, berusaha mendarat di badai salju. Pesawat tergelincir dari landasan pacu dan menabrak sederet mobil, membunuh seorang anak balita.
4. Sabotase.
Sekitar 10% kecelakaan pesawat disebabkan oleh sabotase. Seperti sambaran petir, risiko yang ditimbulkan oleh sabotase jauh lebih sedikit daripada yang diyakini banyak orang. Meski begitu, ada banyak serangan spektakuler dan mengejutkan oleh para pelaku sabotase.
Contoh :
Pembajakan pesawat jet penumpang dari Yordania ke Dawsons Field pada bulan September 1970 merupakan titik awal sejarah penerbangan yang mendorong review atas keamanan penerbangan.
5. Bentuk kesalahan manusia lainnya.
Kerugian yang tersisa disebabkan oleh jenis kesalahan manusia lainnya, seperti kesalahan yang dilakukan oleh pengendali lalu lintas udara, pengantar barang, pemuat barang, pengisi bahan bakar atau insinyur perawatan. Akibat kerja shift panjang, terkadang insinyur perawatan mungkin membuat kesalahan yang berpotensi menimbulkan bencana.
Contoh :
Pada tahun 1990, ledakan kaca depan terjadi pada pesawat British Airways yang hampir menewaskan kapten pesawat terbang. Menurut Pihak penyelidik yang berwenang, hampir semua baut pengunci kaca depan mobil lebih kecil dari standar diameter yang ditentukan. Insinyur perawatan belum tidur nyenyak sehingga mengantuk berat pada saat itu dan melakukan penggantian pada kaca depan.
Kasus yang terjadi di Indonesia, pesawat yang tersedia sudah tua. Sedangkan perawatan pesawat tua jauh lebih mahal dibanding perawatan pesawat baru. Suku cadang untuk pesawat ketinggalan model sehingga tidak selalu tersedia dan susah diperoleh. Bisa juga komponen-komponen pesawat yang rusak tidak diganti secara regular sehingga mengakibatkan perawatan pesawat kurang maksimal. Akibatnya pesawat memiliki potensi besar mengalami kecelakaan, contohnya kasus kecelakaan yang terjadi tahun 2014.
Sumber : modif dari theconversation.com/the-five-most-common-reasons-for-airliner-disasters-50100